House on Stilt atau Rumah Panggung Ho Chi Minh terletak di dalam area Ho Chi Minh Complex, yang seluruh material bangunannya menggunakan kayu. Di rumah inilah Ho Chi Minh menghabiskan hidupnya sejak tahun 1958 hingga meninggalnya di tahun 1969.
Sejak terpilih menjadi Presiden Vietnam Utara di tahun 1954 beliau menempati istana presiden yang cukup megah di dalam Ho Chi Minh Complex yang jaraknya hanya beberapa langkah dari Rumah Panggung ini. Karena merasa tidak nyaman hidup dalam istana kepresidenan sementara rakyatnya masih menderita maka beliau menyuruh bawahannya supaya membangun sebuah rumah yang sederhana di dekat istananya. Dan 4 tahun kemudian, tahun 1958, beliau mulai tinggal di rumah panggung yang sederhana tersebut.
Ide membangun rumah panggung dikarenakan komplek istana kepresidenan pernah dilanda banjir yang cukup besar akibat meluapnya Sungai Merah yang melintasi ibukota Hanoi.
Rumah Panggung didesain sangat sederhana namun penuh manfaat di mana bagian bawah rumah mempunyai ruangan terbuka yang khusus digunakan untuk menerima kunjungan tamu kenegaraan. Dan ketika tidak dipakai ruangan tersebut sering didatangi anak-anak untuk bermain karena posisi rumah panggung tersebut sangat strategis, persis di samping danau yang penuh ikan-ikan peliharaan dan di samping kebun pribadi sang pemimpin. Di kebun ini terdapat puluhan tanaman buah (sejenis jeruk bali) yang sengaja di datangkan dari puluhan daerah/desa di seluruh wilayah Vietnam. Setiap pohon buah tersebut mewakili daerah masing-masing sehingga ketika tiap hari sang pemimpin menyiraminya, beliau merasa berada dekat dengan rakyatnya yang karena konflik/perang saudara menyebabkan beliau tidak dapat mengunjungi mereka.
Di atas rumah panggung ini hanya terdiri dari 2 ruangan, yakni 1 ruang kerja dan 1 ruang tidur. Ruang makannya terpisah satu bangunan lagi, yaitu terletak persis di seberang rumah panggung (seberang danau). Kisah kesederhanaan hidup Ho Chi Minh bisa dibuktikan dari ruang makan tersebut di mana taplak meja yang digunakan ukurannya hanya 1/4 dari luas meja makan. Alasannya menurut sang pemimpin yang menu sehari-harinya hanya nasi putih plus 1 ikan dan 1 sayur, supaya tidak boros menghabiskan air dan sabun yang banyak untuk membersihkan 1 taplak meja besar!
Menjelang akhir hayatnya, yakni di tahun 1968 di mana kondisi fisiknya sudah sangat lemah sehingga beliau tidak sanggup lagi menaiki tangga panggung ke ruang tidurnya, maka dibangunlah 1 ruang tidur di samping rumah panggung tersebut.
Demikian berartinya sehingga rakyat Vietnam menyebut Ho Chi Minh Complex sebagai The Heart of Vietnamese People. Tidak mengherankan setiap rakyat Vietnam berusaha untuk mengunjungi Ho Chi Minh Complex setidaknya 3 kali dalam setahun, yaitu pada hari lahir dan wafatnya Ho Chi Minh dan hari kemerdekaan Vietnam.